BAB 2 MANAJEMEN PERKANTORAN
BAB 2
MANAJEMEN PERKANTORAN
A.
Pengertian Manajemen Perkantoran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
istilah manajemen dapat dipahami dalam dua pengertian, yaitu penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran; dan pimpinan yang bertanggung jawab
atas jalannya perusahaan dan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin, manajemen merupakan sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian manajemen tersebut
maka manajemen perkantoran dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan hal-hal
yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditentukan terlebih dahulu. Pengertian manajemen perkantoran juga adalah
suatu kegiatan pengelolaan data dan informasi yang dilakukan secara teratur,
sistematik dan terus-menerus, mengikuti kegiatan organisasi dengan tujuan
mencapai keberhasilan tugas organisasi yang bersangkutan.
George
R. Terry menegaskan bahwa manajemen perkantoran adalah perencanaan,
pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan
mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
B.
Fungsi Manajemen Perkantoran
Secara umum ada empat fungsi utama dalam
manajemen perkantoran, yaitu fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (commanding/directing), dan pengawasan (controlling).
1.
Perencanaan (Planning)
Merupakan fungsi yang akan menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan.
2.
Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi pengorganisasian ini dapat mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang-orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas
yang sudah dibagi-bagi tersebut.
Fungsi pengorganisasian dalam manajemen perkantoran sangat penting
karena:
a.
Dapat membantu mewujudkan struktur organisasi
yang jelas
b.
Dapat mendeskripsikan tugas dari setiap bidang
atau bagian dalam organisasi secara jelas
c.
Wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi
menjadi lebih jelas
d.
Dapat memperlihatkan antartugas atau pekerjaan
dari setiap unit organisasi
e.
Sumber daya manusia dan materil yang dibutuhkan
dapat diketahui
3.
Pengarahan (Commanding)
Fungsi ini dalam manajemen perkantoran merupakan fungsi yang berhubungan
dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan sejak
awal.
4.
Pengawasan (Controlling)
Fungsi ini sangat diperlukan untuk menjaga agar seluruh kegiatan dan
efektivitas pendayagunaan sumber-sumber daya yang ada tidak menyimpang dari
rencana sehingga tujuan organisasi atau perusahaan dapat direalisasikan. Secara
garis besar, proses pengawasan dalam manajemen perkantoran mengandung
langkah-langkah kegiatan sebagai berikut.
a.
Menentukan objek-objek yang akan diawasi
b.
Menetapkan standar sebagai alat ukur pengawasan
atau yang menggambarkan pekerjaan yang dikehendaki
c.
Menentukan prosedur, waktu, dan teknik yang
dipergunakan
d.
Mengukur hasil kerja yang dilaksanakan
e.
Membandingkan antara hasil kerja dengan standar
untuk mengetahui apakah ada perbedaan
f.
Melakukan tindakan perbaikan terhadap suatu
penyimpangan
C.
Tujuan Manajemen Perkantoran
1.
Mencapai hasil pekerjaan kantor secara efektif
dan efisien
2.
Proses pekerjaan kantor berjalan dengan lancer
3.
Pengawasan pekerjaan kantor efektif dan efisien
4.
Tercipta suasana kantor yang harmonis dan menyenangkan
5.
Terciptanya rasa memiliki dan rasa tanggung
jawab
Tujuan manajemen perkantoran juga
pernah dirumuskan oleh George R. Terry,
yaitu sebagai berikut.
1.
Memberikan keterangan yang lengkap
2.
Memberikan catatan dan laporan yang cukup dengan
biaya rendah
3.
Membantu perusahaan memelihara persaingan
4.
Pekerjaan tata usaha yang cermat dan membantu
memberi pelayanan kepada langganan
5.
Membuat catatan yang semakin baik dengan biaya
yang semakin rendah
D.
Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Perkantoran
Menurut Charles O. Libbey, ruang lingkup
pekerjaan manajemen perkantoran antara lain:
1.
Ruang Perkantoran (Office Space)
Ruang perkantoran atau kantor (dalam bahasa Belanda kantoor) adalah
sebutan tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan
secara rutin.
2.
Komunikasi (Communications)
Komunikasi didefinisikan sebagai proses mengirim dan menerima pesan, dan
dikatakan efektif apabila pesan dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan atau
mendorong orang lain untuk bertindak sesuai dengan pesan tersebut.
3.
Pegawai Kantor (Official Personnel)
Kepegawaian perkantoran ini mencakup kegiatan pemilihan pegawai,
orientasi atau perkenalan pekerjaan, pelatihan pegawai, promosi pegawai (sumber
daya), pengujian sumber daya, pergantian sumber daya, sistem saran pegawai, pooling
karyawan atau pegawai, absensi pegawai, pemberhentian pegawai/karyawan,
fasilitas buat pegawai/karyawan, moral dan kedisiplinan pegawai, pensiun
pegawai, penilaian, dan pengaduan pegawai/karyawan.
4.
Perabot dan Perlengkapan Kantor (Furniture and
Equipment)
Perabot dan perlengkapan kantor ini mencakup semua peralatan yang umunya
digunakan di kantor, contohnya meja, kursi, perlengkapan arsip, ruang atau peti
besi, perabotan fungsional, perabotan gudang, dan lainnya.
5.
Peralatan dan Mesin Kantor (Appliances and
Machines)
Peralatan dan mesin kantor merupakan sarana penunjang aktivitas kantor
yang mempunyai masa manfaat atau masa pakai lebih dari satu tahun, misalnya
mesin tik, mesin tambah, mesin faktur, mesin pembukuan, mesin hitung,
perlengkapan dikte, perlengkapan kirim surat, dan peralatan terlihat.
6.
Perbekalan dan Keperluan Tulis (Supplies and
Stationary)
Perbekalan dan keperluan tulis ini mencakup pengelolaan barang keperluan
tulis, kertas surat, formulir-formulir, perbekalam sarana kebersihan,
perbekalan penggadaian, dan pengevaluasian untuk perbekalan baru.
7.
Metode Kerja
Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana
cara melakukan atau membuat sesuatu.
8.
Warkat
Warkat yaitu suatu catatan tertulis, terekam, tergambar, tercetak, yang
dibuat orang dalam rangka untuk membantu ingatan.
9.
Pengawasan Pejabat Pelaksana (Executive
Controls)
Ini merupakanupaya yang dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan jabatan
dalam suatu perkantoran/organisasi/instansi/perusahaan.
E.
Prinsip-Prinsip Manajemen Perkantoran
Prinsip-prinsip dalam manajemen perkantoran
itu bersifat lentuk. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang
berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen tersebut meliputi:
1.
Pembagian kerja (division of work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (authority and
responsibility)
3.
Disiplin (discipline)
4.
Kesatuan perintah (unity of command)
5.
Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas
kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general
interests)
7.
Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8.
Pemusatan (centralization)
9.
Hirarki (hierarchy)
10.
Tata tertib (order)
11.
Keadilan (equity)
12.
Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure
of personnel)
13.
Inisiatif (initiative)
14.
Semangat kesatuan (espirits de corps)
Berdasarkan pendapat Henry Fayol, prinsip-prinsip manajemen perkantoran
itu mencakup hal-hal seperti:
1.
Perencanaan Pekerjaan
2.
Pengorganisasian Pekerjaan
3.
Pengkoordinasian Pekerjaan
4.
Pengendalian Pekerjaan
5.
Pemberdayaan Pegawai
6.
Komunikasi
7.
Tatanan Kantor
8.
Peningkatan Mutu Pelayanan
F.
Asas-Asas Manajemen Perkantoran
1.
Asas Sentralisasi (Pemusatan)
Maksudnya semua kerja perkantoran dalam organisasi yang bersangkutan
diserahkan kepada satuan organisasi yang berdiri sendiri, di samping
satuan-satuan organisasi yang memikul pekerjaan-pekerjaan operatif seperti
mengetik, surat menyurat, menyalin warkat, atau memelihara arsip.
2.
Asas Desentralisasi (Penyebaran)
Yaitu asas pemancaran atau penyebaran dimana masing-masing bagian pokok
bekerja sebagai suatu kesatuan yang seakan akan berdiri sendiri. Dalam asas ini
pula, masing-masing satuan organisasi dan seluruh organisasi selain
melaksanakan tugas-tugas induknya juga melaksanakan semua kerja ketatausahaan
yang dapat dalam lingkungan sendiri.
3.
Asas Dekonsentralisasi (Gabungan)
Asas
ini merupakan system asas kombinasi antara asas sentralisasi dengan asan
desentralisasi yaitu unit pelayanan bertanggung jawab atas pekerjaan kantor
yang berada pada seluruh organisasi, sebaiknya pekerjaan kantor yang kurang
tepat dikerjakan oleh suatu unit yang bersangkutan.
Comments
Post a Comment