BAB 5 KOMUNIKASI PERKANTORAN
BAB 5
KOMUNIKASI
PERKANTORAN
A.
Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi (communication) berasal
dari bahasa Latin, yaitu ‘communis’ yang berarti ‘sama’, communico,
communication, atau communicari yang berarti ‘membuat sama’ (to make common).
Sama yang dimaksud disini adalah sama makna. Secara paradigmatis, pengertian
komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
langsung secara lisan maupun tak langsung menggunakan media.
B.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan langkah-langkah
pertukaran informasi atau pesan dari komunikator (membawa pesan/sumber) kepada
komunikan (penerima pesan) dengan menggunakan media dalam usaha pencapaian
pengertian. Secara ringkas, proses
berlangsungnya komunikasi bisa dijabarkan seperti berikut.
1.
Komunikator
Komunikator (sender) yang mempunyai maksud tertentu berkomunikasi dengan
orang lain dengan cara mengirimkan suatu pesan yang bisa berbentuk bahasa
ataupun lewat simbol-simbol atau lambang.
2.
Pesan
Pesan (message) itu langsung disampaikan dari komunikator yang dibawa
melalui suatu media baik secara langsung ataupun tidak langsung. Media adalah
alat yang menjadi penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan.
3.
Komunikan
Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan
isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu
sendiri.
4.
Komunikan
Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atas pesan yang
diterimanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
C.
Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi hanya bisa terjadi kalau
didukung oleh unsur-unsur komunikasi. Unsur-unsur komunikasi yaitu:
1.
Komunikator atau Pengirim (sender) atau Sumber
(Source)
2.
Pesan (message)
3.
Saluran (media) Komunikasi
4.
Penerima Pesan (receiver) atau Komunikan
5.
Umpan Balik (feed back)
6.
Pengaruh atau Efek
D.
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia
pada umumnya dapat dilihat dalam kehidupan pribadi seseorang, hubungan dengan
orang lain, di tempat kerja, dam di lingkungan masyarakat.
1.
Kehidupan Pribadi
a.
Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita;
b.
Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan perilaku
kita sendiri;
c.
Semakin mmengenal diri, karena dengan komunikasi
kita mengenal isi hati, pikiran, dan perilaku kita, serta mendapat umpan balik
dari rekan kita tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita.
2.
Hubungan dengan Orang Lain
a.
Mengenal orang lain karena melalui komunikasi,
orang lain mengungkapkan identitas dirinya pada kita;
b.
Menjalin perkenalan, pertemanan, persahabatan
dengan orang lain;
c.
Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat
rencana kegiatan bersama orang lain;
d.
Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang
lain;
e.
Saling membantu mengubah sikap dan perilaku
hidup bersama orang lain.
3.
Di Tempat Kerja
a.
Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja;
b.
Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan
kerja;
c.
Berkoordinasi dan mengarahkan pekerjaan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan perusahaan;
d.
Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan
konflik.
4.
Di Lingkungan Masyarakat
a.
Mempersatukan orang-orang yang memiliki berbagai
perbedaan latar belakang;
b.
Mengatasi permasalahan yang muncul di
masyarakat;
c.
Memajukan dan mensejahterakan masyarakat;
d.
Menciptakan perdamaian.
E.
Tujuan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya
Dimensi – dimensi Komunikasi, tujuan dari komunikasi itu antara lain yaitu:
1.
Perubahan Sikap (attitude change)
2.
Perubahan Pendapat (opinion change)
3.
Perubahan Perilaku (behavior change)
4.
Perubahan Sosial (social change) dan Partisipasi
Sosial
F.
Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi merupakan hal-hal yang
dapat mendukung keberhasilan kegiatan komunikasi sehingga tujuan yang
diinginkan tersebut dapat tercapai. Teknik komunikasi yang diperlukan saat
menyampaikan suatu pesan antara lain yaitu:
1.
Keterampilan Berbicara
2.
Gaya Bahasa dalam Berbicara
a.
Gerak-gerik
b.
Pakaian
c.
Sikap jiwa
d.
Suara
e.
Pandangan mata
f.
Sikap badan
3.
Keterampilan Mendengar
a.
Mendengar evaluative, yaitu kegiatan mendengar
sambil melakukan evaluasi terhadap kata-kata yang diucapkan pembicara.
b.
Mendengar proyektif, yaitu memproyeksi diri
pendengar ke alam pikiran pembicara merupakan cara mendengar secara proyektif.
4.
Keterampilan Menulis
5.
Keterampilan Membaca
G.
Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang
harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Komponen komunikasi
tersebut sangat berkaitan erat dengan proses komunikasi. Aspek-aspek komponen
komunikasi tersebut antara lain yaitu:
1.
Aspek Komunikator
a.
Kepercayaan dalam diri komunikator (self
credibility)
b.
Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
yang cukup melalui komunikasi
c.
Memilih media yang tepat
d.
Menguasai isi pesan, media, dan lingkungan yang
mendukung
e.
Menyampaikan isi pesan dengan jelas
f.
Meminta respon
2.
Aspek Pesan
3.
Aspek Saluran (channel)
4.
Aspek Komunikan
a.
Pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh
penerima pesan
b.
Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar
untuk mencapai tujuan
c.
Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar
untuk kepentingan pribadinya
d.
Mampu menempatkan baik secara mental atau fisik
e.
Mempunyai sifat terbuka dan memiliki pengetahuan
yang cukup
5.
Aspek Umpan Balik
H.
Bentuk-Bentuk Komunikasi
1.
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal ini disebut juga dengan komunikasi intrapribadi.
Komunikasi ini diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan pada diri sendiri.
Aktivitas komunikasi ini sering kita lakukan, bahkan setiap hari. Misalnya
berdoa, bersyukur, introspeksi diri, berimajinasi secara kreatif, dan
sebagainya.
2.
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal ini deisebut juga dengan komunikasi
antarpribadi. Komunikasi ini diartikan sebagai proses pertukaran makna dari
orang-orang yang saling berkomunikasi atau komunikasi antara individu yang satu
dengan individu yang lain.
3.
Komunikasi Kelompok
Komunikasi ini secara umum dapat diartikan sebagai interaksi tatap muka
dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri (self maintenance)
atau pemecahan masalah. Contoh komunikasi ini antara lain kuliah, rapat,
briefing, konferensi, penataran, seminar, workshop, dan lain sebagainya.
4.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi ini dapat didefinisikan sebagai komunikasi antarmanusia (human
communication) yang terjadi dalam konteks organisasi.
5.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunkan secara massal, berjumlah
banyak, atau bertempat tinggal jauh. Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri
seperti:
a.
Komunikator biasanya suatu lembaga media yang
jelas seperti surat kabar, televisi, atau radio.
b.
Hubungan antara komunikator dan komunikan tidak
bersifat pribadi.
c.
Menggunakan media massa, baik cetak atau
elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan.
d.
Mediumnya dapat dipergunakan oleh orang banyak.
e.
Komunikan adalah massa, yang bersifat heterogen
dan anonym (tidak dikenal).
f.
Penyebaran pesan bersifat serentak, pada saat
yang bersamaan.
g.
Umpan balik bersifat tidak langsung, ada
tenggang waktu, ada jarak.
h.
Pesan yang disebarkan melalui komunikasi massa
memiliki kedenderungan untuk tidak langsung berpengaruh terhadap massa.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka pengertian
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah besar
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
I.
Bidang Komunikasi
Yang dimaksud dengan bidang di sini adalah
bidang kehidupan manusia, di mana diantara jenis kehidupan yang satu dengan
jenis kehidupan yang lain terdapat perbedaan yang khas, dan kekhasan tersebut
menyangkut pula proses komunikasi. Bidang-bidang komunikasi itu mencakup
jenis-jenis komunikasi berikut ini.
1.
Komunikasi sosial (social communication)
2.
Komunikasi organisasional/manajemen (organizational/management
communication)
3.
Komunikasi bisnis (business communication)
4.
Komunikasi politik (political communication)
5.
Komunikasi internasional (international
communication)
6.
Komunikasi antarbudaya (intercultural
communication)
7.
Komunikasi pembangunan (development
communication)
8.
Komunikasi tradisional (traditional
communication)
Untuk lebih jelasnya, simaklah
pembahasan bidang komunikasi berikut ini.
1.
Komunikasi Sosial
Komunikasi ini dapat diartikan sebagai proses interaksi di mana seseorang
atau sesuatu lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain agar pihak lain itu
dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampaianya baik secara verbal maupun
nonverbal.
2.
Komunikasi Organisasi/Majanemen
Dalam lingkup organisasi ataupun manajemen tujuan utama komunikasi adalah
memajukan dan mengembangkan organisasi yang ditafsirkan sebagai upaya yang
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Dalam komunikasi ini,
terdapat komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal.
a.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi ini merupakan komunikasi tegak lurus ke atas maupun ke bawah
yaitu antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Komunikasi ini bisa
secara lisan, percakapan, rapat, ceramah, maupun pidato dan secara tertulis.
Komunikasi ke atas dank e bawah memiliki fungsi yang berbeda. Komunikasi ke
bawah berfungsi untuk:
1)
Menyampaikan informasi berupa kebijakan,
peraturan, prosedur, dan program kerja;
2)
Memberikan penugasan dan pengarahan;
3)
Menyampaikan umpan balik dari atasan kepada
bawahan tentang perilaku atau kinerja.
Sedangkan komunikasi ke atas
berfungsi untuk:
1)
Memberikan umpan balik atas kebijakan,
peraturan, pengarahan, dan instruksi atasan;
2)
Menyampaikan laporan perkembangan dan hasil
kerja;
3)
Menyampaikan gagasan dan usulan untuk
peningkatan hasil kerja dan pemecahan masalah;
4)
Meminta informasi atau bantuan;
5)
Mengungkapkan perasaan, sikap, dan keluhan yang
berhubungan dengan permasalahan kerja maupun pribadi bawahan.
b.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi menyamping atau mendatar, yaitu antara orang-orang yang sama
tingkat kedudukan atau jabatannya dalam kelompok atau bagian yang sama.
Komunikasi ini beruguna untuk melancarkan koordinasi kerja. Misalnya,
komunikasi antara kepala bagian, antar manajer, dan antar karyawan pelaksana.
c.
Komunikasi Diagonal
Komunikasi menyilang yang memotong rantai perintah organisasi dan
dilakukan oleh petugas dari bagian yang berbeda dan tiingkat yang berbeda pula.
Misalnya antara kepala bagian gudang yang berada di bawah manajer produksi
berkomunikasi dengan manajer oersonalia.
3.
Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran informasi untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi di berbagai kegiatan bisnis maupun di dalam kegiatan
internal organisasi bisnis.
4.
Komunikasi Politik
Komunikasi politik dalam arti sempit adalah setiap bentuk penyampaian
pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang maupun dalam bentuk kata-kata tertulis
atau terucap, ataupun dalam bentuk isyarat yang mempengaruhi kedudukan
seseorang yang ada dalam suatu struktur kekuasaan tertentu. Sedangkan dalam
arti luas, komunikasi politik adalah setiap jenis penyampaian pesan, khususnya
yang bermuatan informasi politik dari suatu sumber kepada sejumlah penerima
pesan.
5.
Komunikasi Internasional
Komunikasi internasional adalah komunikasi yang dilakukakn antara
komunikator yang mewakili suatu Negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang
berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili
Negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan yang lebih luas.
6.
Komunikasi Antarbudaya
Menurut Stewart L. Tubbs,
komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda
budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).
7.
Komunikasi Pembangunan
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan
sangat erat. Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju
suatu sistem social dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu
bangsa, dan komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial.
8.
Komunikasi Tradisional
Secara umum pengertian komunikasi tradisional adalah proses penyampaian
pesan dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan media tradisional yang
sudah lama digunakan di suatu tempat sebelum kebudayaannya tersentuh oleh
teknologi modern. Tapi sekarang, seiring dengan perkembangan teknologi,
komunikasi tradisional, mulai luntur dan jarang digunakan. Media komunikasi
tradisional yang digunakan untuk menyampaikan pesan ini antara lain dengan
kentongan, kulkul, wayang, cerita rakyat, bedug, sendratari, ataupun upacara
rakyat.
J.
Sifat Komunikasi
1.
Verbal
Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik
secara lisan maupun tertulis. Contoh komunikasi verbal antara lain, berbicara
secara langsung, bertelepon, berdiskusi, saling berkirim surat, menulis buku,
presentasi, atau yang lainnya.
2.
Nonverbal
Komunikasi nonverbal yaitu komunikasi yang pesannya
dikemas dalam bentuk nonverbal atau tanpa kata-kata. Komunikasi ini menggunakan
bahasa tubuh atau gambar. Komunikasi ini lebih banyak digunakan daripada
komunikasi verbal karena dalam setiap kegiatan komunikasi hampir secara
otomatis komunikasi nonverbal ikut digunakan. Oleh karena itu, komunikasi ini
akan bersifat tetap, dan selalu ada.
3.
Tatap Muka (Face to Face)
Komunikasi bersifat tatap muka maksudnya adalah
komunikator dengan komunikan berhadapan langsung atau saling berhadapan ketika
proses komunikasi berlangsung. Komunikasi secara tatap muka ini memungkinkan
terjadinya respon langsung dari keduanya. Komunikasi bersifat tatap muka ini
dapat dilakukan melalui bentuk komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok,
dan komunikasi organisasi.
4.
Bermedia
Komunikasi bermedia maksudnya kegiatan komunikasi yang
dilakukan dapat menggunakan perantaraan media atau saluran. Media ini dapat
berupa media komunikasi seperti telepon, surat, media cetak seperti surat kabar
dan majalah, serta media elektronik seperti radio dan televisi.
K. Tatanan
Komunikasi
Tatanan
komunikasi adalah proses komunikasi yang ditinjau dari jumlah komunikan apakah
satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara
tersebar. Berdasarkan tatanan tersebut maka bentuk komunikasi dapat
diklasifikasikan kedalam bentuk komunikasi seperti:
1.
Komunikasi pribadi, yang meliputi komunikasi
intrapribadi/intrapersonal dan komunikasi antarpribadi (interpersonal).
2.
Komunikasi kelompok, yang meliputi komunikasi
kelompok kecil (seperti ceramah, forum, simposiun diskusi panel, dan seminar)
dan komunikasi kelompok besar seperti public speaking.
3.
Komunikasi organisasi, merupakan komunikasi yang
terjadi dalam suatu organisasi seperti partai politik dan organisasi-organisasi
lainnya.
4.
Komunikasi massa, yang meliputi komunikasi media
massa cetak (seperti surat kabar dan majalah) dan komunikasi media massa
elektronik (seperti radio, televise, film, dan web).
5.
Komunikasi media, yaitu komunikasi yang
menggunakan media selain media massa seperti surat, poster, pamflet, spanduk,
dan telepon.
L. Etika
Komunikasi
Istilah etika
berasal dari kata ethikus (latin) dan dalam bahasa Yunani disebut ethicios yang
berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah, dan ukuran-ukuran
baik dan buruk tingkah laku manusia. Jadi, etika komunikasi adalah norma,
nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi di suatu
masyarakat. Etika komunikasi perkantoran merupakan istilah yang mempunyai
pengertian tersendiri, yakni norma, nilai, atau ukuran tingkah laku yang baik
dalam kegiatan komunikasi di suatu perkantoran.
Cara paling mudah
menerapkan etika komunikasi di perkantoran adalah semua anggota dan pimpinan
perkantoran perlu memperhatikan beberapa hal seperti:
1.
Tata krama pergaulan yang baik
2.
Norma kesusilaan dan budi pekerti
3.
Norma sopan santun dalam segala tindakan
Komunikasi
merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam kegiatan kantor. Seorang
manajer harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor,
baik secara horizontal maupun vertikal atau secara diagonal. Pengurusan
informasi (information handling) yakni menyampaikan dan penerimaan berita akan
berjalan dengan baik bila dalam kantor itu terdapat komunikasi yang efektif.
Berikut ini merupakan beberapa contoh etika atau etiket dalam berkomunikasi
antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Jujur tidak berbohong
2.
Bersikap dewasa
3.
Lapang dada
4.
Menggunakan panggilan/sebutan orang yang baik
5.
Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan
efisien
6.
Tidak mudah emosi
7.
Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa yang baik, ramah, dan sopan
9.
Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10.
Bertingkah laku yang baik
M. Etika
Menerima Tamu di Kantor
Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar tamu terkesan dengan sambutan yang kita berikan,
misalnya:
1.
Sambut dengan Tulus
a.
Sambut dengan tulus misalnya dengan cara sopan
dan bersemangat, buang semua kepura-puraan, karena umumnya tamu akan mengetahui
jika kita hanya berpura-pura tulus
b.
Jika berada di ruang tertutup, beranjaklah untuk
membukakan pintu untuk tamu
c.
Sebenarnya tidak salah jika kita menerima tamu
sambil duduk, tetapi akan lebih sopan jika kita menerima tamu sambil berdiri
kemudian memberikan salam dan berjabat tangan.
2.
Cara Duduk
a.
Jika di kantor tersedia ruangan khusus untuk
menerima tamu, segera persilahkan tamu untuk ke ruang tamu dan
mempersilahkannya duduk
b.
Jika kita menerima di kursi atau sofa panjang,
tempatkan tamu di sebelah kanan, barulah kemudian kita menanyakan identitas dan
maksud tujuan tamu tersebut
3.
Janji Temu
a.
Jika kita sudah mengetahui identitas tamu dan
sudah memiliki janji temu, sehingga tak perlu lagi menanyakan identitas tamu
b.
Sebaiknya, langsung menunjukkan bahwa kita sudah
menunggu kehadirannya dan langsung mempersilahkannya masuk ke ruangan yang
dituju
c.
Bila posisi sebagai sekretaris atau asistem
pimpinan, sebaiknya hubungi pimpinan terlebih dahulu sebelum mempersilahkan
tamu masuk untuk mengetahui apakah pimpinan sudah siap untuk menerima tamu
d.
Jika tamu diharuskan menunggu sebentar dan kita
memiliki beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan, beritahukan dengan ungkapan
baik dan sopan
4.
Perlakuan Baik
a.
Perlakukan tamu dengan baik, bahkan jika tamu
salah alamat sekalipun atau datang hanya untuk mengajukan keberatan terhadap
perusahaan
b.
Jika tamu diharuskan menunggu, bila kondisinya
memungkinkan, berikan tamu suguhan baik berupa majalah, secangkir kopi, atau
makanan ringan
5.
Mengantar Tamu
a.
Selalu diucapkan terima kasih kepada tamu yang
datang karena sudah berkunjung ke kantor.
N. Etika
Bertelepon
1.
Cara Bertelepon yang Baik
a.
Angkat dan jawab telepon pada dering yang kedua
atau ketiga.
b.
Berikan salam dan tersenyum.
c.
Perkenalkan diri dan nama perusahaan.
d.
Hindari mdnjawab dengan mengatakan “Halo”.
e.
Bersikap bijaksana dalam menanggapi penelepon.
f.
Jangan terlalu lama berbicara dengan menghindari
pembicaraan yang tidak perlu.
g.
Jangan menggunakan telepon di tempat kerja untuk
kepentingan pribadi.
h.
Dengarkan dengan baik setiap isi pembicaraan.
i.
Jangan mengucapkan kata-kata yang menyinggung
perasaan.
j.
Tanggapi maksud pembicara dengan cepat.
k.
Bicara dengan tempo yang tepat. Perhatikan
volume suara.
l.
Jangan berbicara sambil berdecak atau makan.
m.
Jangan menganggap setiap telepon merupakan
gangguan.
n.
Catat hal-hal penting dalam setiap pembicaraan.
o.
Meminta maaf dengan segera jika membuat
kesalahan saat bertelepon.
p.
Akhiri pembicaraan dengan mengucapkan terima
kasih dan salam.
q.
Letakkan gagang telepon dengan perlahan.
Sedangkan hal-hal yang harus dihindari:
a.
Menggunakan bahasa informal.
b.
Berbicara dengan orang disekitar.
c.
Terlalu banyak basa-basi.
d.
Berbicara dengan nada kasar.
e.
Membiarkan penelepon menunggu terlalu lama tanpa
penjelasan.
f.
Penelepon disambungkan ke alamat yang
berkali-kali.
g.
Berbicara dengan kesan malas atau tidak ramah.
2.
Etika Menerima Panggilan Telepon
a.
Angkat gagang telepon dengan tangan kiri,
sedangkan tangan kanan siap dengan alat tulis.
b.
Selalu menyiapkan buku catatan dan alat tulis
dengan meletakkannya tidak jauh dari pesawat telefon.
c.
Setelah memberi salam serta menyebutkan
identitas diri, sebutkan identitas perusahaan dan bertanya “maaf, dengan siapa saya sedang bicara?”.
d.
Hubungkan segera dengan nama atau nomor yang
dituju dan katakana dengan ramah jika harus menunggu.
e.
Catat semua pesan yang disampaikan ke dalam
lembar pesan telepon.
f.
Sampaikan dengan segera pesan tersebut kepada
yang berhak menerima.
g.
Mengulang atau menanyakan kembali semua hal
penting yang dicatat untuk menghindari kesalahan.
h.
Setelah pembicaraan selesai dan mengucapkan
salam serta terima kasih, letakkan gagang telepon kembali.
i.
Untuk menghindari kesalahan atau memudahkan
dalam mengeja nama maupun kata-kata yang kurang jelas, dapat digunakan kode
abjad seperti di bawah ini.
j.
Dalam menerima telepon, kita harus memperhatikan
pula penggunaan kata atau kalimat yang benar.
3.
Etika Mentransfer Telepon
4.
Etika Meminta Menunggu (Hold)
5.
Etika Melakukan Panggilan Telepon (Outgoing
Calls)
6.
Etika Menanggapi Telepon yang Mencurigakan
7.
Etika Menghubungi Nomor Telepon Darurat
Comments
Post a Comment